Quarter Life Crisis? Life Hacks!

Salah satu tujuan ane mengapa membahas artikel ini sebetulnya karena dilatarbelakangi oleh permasalahan yang terjadi di kalangan mahasiswa/i termaksud ane sendiri hehee (remaja) ... Yang selalu mempermasalahkan tentang karier, meragukan kemampuan diri sendiri, khawatir akan relasi interpersonal, kondisi keuangan, ketidakberdayaan dan pikiran negatif lainnya yang menandakan bahwasannya seorang individu itu sedang mengalami quarter-life crisis. kebetulan pembahasan ini juga ane angkat dari salah satu tesis mahasiswa UI Klik disini. Dan pernah nggak mempertanyakan kepada diri sendiri seperti.

“Kok hidup gue selama ini kayak gini-gini aja ya? Abis lulus kuliah nanti, gua mau ngapain ya? menikah apa lanjut S2 lagi ya? Ngeliat dia enak amat ya hidupnya sukses, gue bisa nggak kayak dia ya? Ah sudahlah blaa blaaa...”


Manusia itu memang unik wan-kawan. Disaat menghadapi berbagai tekanan di usia-20 an keatas ... Tentu kita sering dihadapkan dengan yang namanya "Quarter Life Crisis". Bila diterjemahkan setiap katanya, Quarter yang berarti seperempat, life yang berarti hidup dan crisis yang berarti kondisi genting (krisis Seperempat abad). Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa Quarter life crisis adalah terjadi pada individu yang memasuki usia 20 hingga 30 tahun, ditandai dengan mempertanyakan dan mencari identitasnya, munculnya keraguan, dan stres menuju masa dewasa. Masa ini intinya adalah tentang perubahan besar pada kehidupan yang terjadi karena ketidakstabilan individu. Kecerdasan spiritual membantu individu untuk memecahkan dan menghadapi masalah dalan kehidupan yang berkaitan dengan nilai dan makna perjuangan serta mampu berpikir kreatif.

Sejarah
Istilah dari Quarter-life crisis pertama kali dikemukakan oleh Alexandra Robbins dan Abby Wilner pada tahun 2001 berdasarkan hasil penelitian mereka terhadap kaum muda di Amerika memasuki abad ke-20. Mereka memberi julukan kepada kaum muda tersebut sebagai “twenty somethings”, yakni individu yang baru saja meninggalkan kenyamanan hidup sebagai mahasiswa dan mulai memasuki real-life, dengan tuntutan untuk bekerja atau menikah. Fischer (2008) menjelaskan quarter-life crisis sebagai suatu perasaan yang muncul saat individu mencapai usia pertengahan 20-an tahun, dimana ada perasaan takut terhadap kelanjutan hidup di masa depan, termasuk di dalamnya urusan karier, relasi dan kehidupan sosial.

Pembahasan
Setiap perubahan fase perkembangan akan mengakibatkan ketegangan bagi seseorang brads. Karena tiap fase perkembangan setiap orang akan mendapatkan tuntutan atau harapan dari lingkungan sekitarnya semisal orang tua, calon bini, wan-kawan, dan lain sebagainya sesuai dengan tahapan perkembangannya. Jadi pikiran itu yang mengakibatkan ketegangan secara emosi individu itu sendiri. Belum lagi pada usia tersebut, kematangan emosi belum stabil dan masih beradaptasi dari lingkungan sekitar terhadap jati diri. Sehingga seseorang mudah sekali terpicu oleh faktor di luar. Dan disini ada sedikit gambaran video singkat mengenai Quarter life crisis.


Dari ane sendiri sebetulnya sangat merasakan hal ini, bagaimana tidak? Tiap waktu selalu dihadapkan dengan masa depan yang menyangkut karir, asmara, agama, sosial, organisasi, pendidikan, dan seterusnya. Jadi mulai merasakan ada yang aneh dalam hidup, kok bisa? terkadang tertawa sendiri, sedih sendiri, nyanyi sendiri, yang intinya serba sendiri. Tujuan hanya untuk menenangkan pikiran aja. Jadi mulai merenung dan meratapi disetiap kesendirian ('itikaf). Namun sebetulnya hal inilah yang sudah dijelaskan dalam firman-Nya bahwasannya.

“Allah-lah yang Menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia Menjadikan (kamu) setelah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia Menjadikan (kamu) setelah kuat itu lemah (kembali) dan beruban.” (QS.ar-Rum:54)

Sebenarnya, quarter life crisis ini hanyalah sebuah fase di kehidupan menuju fase kehidupan selanjutnya. Yang tidak perlu dihadapi dengan ketakutan dan kebingungan yang berlebihan. Perasaan takut dan bingung yang berlebih, justru menyebabkan hidup semakin krisis dan terjebak di dalamnya. Sehingga hidup semakin tidak kuasa untuk menentukan langkah. Hanya berputar pada perasaan bingung yang satu ke kebingungan yang lain, tanpa henti.

Lalu bagaimana cara mengatasi Quarter life Crisis?
Quarter Life Crisis bisa diatasi dengan teraphy mirorring. Teraphy mirorring adalah terapi dengan cara mengenali diri sendiri. Dengan mengenali diri sendiri, seseorang bisa mengintrospeksi kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan. Selain itu, mengembalikan kepada sang pencipta atas segala kehendaknya agar memiliki rasa syukur.


Dan Bagaimana seseorang dalam menghadapi masalah dengan berbagai sudut pandang? Semoga penjelasan berikut dapat membantu.

  1. Memandang masalah merupakan bentuk kasih sayang Allah swt yang berupa ujian dan peringatan. (QS. Al-Anbiya : 35).
  2. Menganggap masalah merupakan media/cara Allah swt untuk meningkatkan derajat dan status kita sebagai hamba. (QS. Al-Insyiqaq : 6).
  3. Mempercayai bahwa Allah swt memberikan masalah sesuai dengan kadar kemampuan kita. Allah swt Maha Adi yang tidak akan membebani hambanya di luar batasnya. Cara pandang seperti ini akan membuat kita selalu optimis dalam menjalani hidup dan menghadapi masalah. Ketika kita telah yakin, maka kita tinggal mencari jalan keluarnya. (QD. Al-Baqarah : 45).
  4. Meyakini bahwa dimana ada kesulitan di situ pasti ada kemudahan. (QS. Al-Insyirah : 6)

Jadi yang terpenting adalah bagaimana kita bisa mengubah pola pikir kita sendiri dari mulai keyakinan dan ketaatan pada prinsip hidup. Selalu terbuka untuk melihat berbagai permasalahan dari sudut pandang yang berbeda-beda. Memegang kendali penuh atas segala aspek dalam hidup tidak bisa dipisahkan dari bagaimana hidup akan berjalan. Sebab waktu kehidupan teruslah berputar. Berhenti membandingkan diri dengan orang lain brads ini akan membantu diri merasa lebih baik. Banggalah dengan proses yang sedang dijalani dan kemajuan yang pernah diraih. Beri penghargaan pada diri sendiri karena sudah berhasil mencapai titik tertentu, sekecil apapun itu. Dari ane sendiri termotivasi dari salah satu lirik lagu ...

"Apapun mereka bilang
Tekadku takan hilang
Jalanku masih panjang
Garis akhir yang kupadang"


Daftar Rujukan :
http://news.unair.ac.id/2019/09/18/menghadapi-berbagai-tekanan-di-usia-20-an/
http://penulis.ukm.um.ac.id/esai-mengenal-quarter-life-crisis/
https://bincangsyariah.com/kalam/cara-pandang-seorang-muslim-dalam-menghadapi-masalah/

Komentar

Postingan Populer