REFRENSI LAPORAN AKHIR MODUL ANOVA DUA ARAH - STATISTIKA INDUSTRI
Berikut ini merupakan referensi Modul Korelasi dari Praktikum Statistika Industri
*Tidak disertakan gambar pada pengolahan software
*Tidak dijelaskan rumus pada perhitungan manual
*Artikel ini dibuat semata-mata hanya untuk membantu praktikan dimodul korelasi
Hal tersebut difungsikan untuk merahasiakan identitas dari kelompok yang bersangkutan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Saat ini perkembangan dalam dunia industri sangatlah
pesat, hal ini ditandai dengan munculnya perusahaan-perusahaan yang baru
merintis dan perusahaan tersebut akan menimbulkan persaingan antara perusahaan
lain dalam meningkatkan hasil produksinya perusahaan menggunakan metode
statistika, statistika adalah ilmu yang mempelajari tentang bagaimana
mengumpulkan, menganalisis dan menginterpretasikan data. Statistika itu sendiri
terbagi menjadi dua yaitu statistika deskriftif dan statistika inferensia.
Statistika deskriftif yaitu itu penyajian data tanpa adanya suatu peramalan
atau penarikan kesimpulan pada suatu data, sedangkan statistika inferensia
adalah pengolahan dan penyajian data sampai pada tahap peramalan dan penarikan
kesimpulan pada suatu data. Pada laporan akhir ini akan membahas mengenai Anova
dua arah, Anova dua arah yaitu data percobaan yang terdiri dari dua faktor atau
lebih dan dua level atau lebih.
Anova bertujuan untuk melakukan pengambian keputusan dari
suatu kasus dengan menggunakan pengujian klasifikasi dua arah tanpa interaksi
dan pengujian klasifikasi dengan dua arah. Anova termasuk ke dalam statistika
inferensia, karena pada Anova ini bermula mencari data serta mengolahnya hingga
dibuat kesimpulan. Harapannya dari hasil perhitungan manual dan software SPSS yang sudah dilakukan
dengan menggunakan analisis Anovadua arah baik dengan interaksi maupun tanpa interaksi. Metode Anova dua
arah diterapkan di perusahaan agar dapat mengetahui ada
tidaknya pengaruh dari kelima warna jaket yaitu merah, kuning, hijau, biru, dan
hitam terhadap banyaknya jumlah peminat menggunakan kuesioner dalam taraf nyata
5%. Dan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh jenis bahan yaitu babyterry, cottoncombed, fleece, TC, dan CVC dengan ukuran pakaian S, M, L, dan XL terhadap penggunaan bahan
baku dan juga untuk mengetahui ada atau tidaknya interaksi antara jenis bahan
dengan ukuran pakaian terhadap penggunaan bahan baku dengan taraf nyata 5%.Sehingga
apabila terdapat perbedaan yang signifikan, perusahaan dapat meningkatkan faktor
tersebut agar mendatangkan keuntungan.
1.2
Tujuan Penulisan
Modul Anova dua Arah ini memiliki beberapa
tujuan penulisan. Adapun tujuan penulisan laporan akhir modul Anova dua arah
ini adalah:
1.
Mengetahui ada tidaknya
pengaruh dari kelima warna jaket yaitu merah, kuning, hijau, biru, dan hitam
terhadap banyaknya jumlah peminat menggunakan kuesioner dalam taraf nyata 5%.
2.
Mengetahui ada tidaknya
pengaruh jenis bahan yaitu babyterry,
cottoncombed, fleece, TC, dan CVC dengan ukuran pakaian S, M, L, dan
XL terhadap penggunaan bahan baku dan juga untuk mengetahui ada atau tidaknya
interaksi antara jenis bahan dengan ukuran pakaian terhadap penggunaan bahan
baku dengan taraf nyata 5%.
BAB
II
STUDI
KASUS
2.1.
Studi Kasus
Studi
kasus berisikan tentang masalah-masalah yang akan di selesaikan dengan
menggunakan metode Anova dua arah. Terdapat dua studi kasus pada Anova dua arah
yaitu studi kasus Anova dua arah tanpa interaksi dan Anova dua arah dengan
interaksi.
2.1.1
Anova Dua Arah tanpa Interaksi
Perusahaan bernama
PT Petrichor bergerak di bidang manufaktur dan distribusi. PT Petrichor
merupakan perusahaan yang memproduksi jaket dengan banyak motif dan warna.
Perusahaan menyediakan 5 warna yaitu, merah, kuning, hijau, biru, dan hitam.
Sedangkan, motif yang disediakan sebanyak 6 macam yaitu floral, army, strip,polos, polkadot, dan abstrack.
Perusahaan ingin mengetahui jumlah peminat jaket terhadap motif dan warna dengan cara menyebar kuesioner. Pengamatan dilakukan
dengan menggunakan pengujian taraf nyata sebesar 5% selama 1 bulan.
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan,
berikut data hasil pengamatan jumlah peminat dari kelima warna jaket dan
keempat motif jaket.
Tabel 2.1
Data Jumlah Peminat
Warna
|
||||||
Merah
(TJ1)
|
Kuning
(TJ2)
|
Hijau
(TJ3)
|
Biru
(TJ4)
|
Hitam
(TJ5)
|
Total
(Ti)
|
|
Floral (Ti1)
|
7
|
6
|
4
|
7
|
7
|
31
|
Army (Ti2)
|
4
|
5
|
8
|
6
|
6
|
29
|
Strip (Ti3)
|
6
|
6
|
6
|
8
|
11
|
37
|
Polos (Ti4)
|
5
|
7
|
5
|
10
|
8
|
35
|
Tabel 2.1 Data Jumlah
Peminat (Lanjutan)
Motif
|
Warna
|
|||||
Merah
(TJ1)
|
Kuning
(TJ2)
|
Hijau
(TJ3)
|
Biru
(TJ4)
|
Hitam
(TJ5)
|
Total
(Ti)
|
|
Polkadot (Ti5)
|
4
|
4
|
4
|
9
|
7
|
28
|
Abstrak (Ti6)
|
5
|
6
|
5
|
7
|
8
|
31
|
Total (TJ)
|
31
|
34
|
32
|
47
|
47
|
191
|
Berdasarkan data tersebut, perusahaan ingin
mengetahui:
1.
Apakah terdapat
pengaruh dari kelima warna jaket yaitu merah, kuning, hijau
biru, dan hitam terhadap
banyaknyajumlah peminat selama
1 bulan.
2.
Apakah terdapat
pengaruh dari keenam motif jaket yaitu floral, army, strip, polos, polkadot, dan abstrack terhadap banyaknya jumlah peminat selama 1 bulan.
2.1.2 Anova Dua Arah dengan Interaksi
Perusahaan
bernama PT Petrichor bergerak di bidang manufaktur dan distribusi. PT Petrichor
merupakan perusahaan yang kegiatan utamanya memproduksi berbagai macam jaket.
Jaket yang diproduksi
oleh PT Petrichor memiliki 5 macam bahan yaitu baby terry, cotton combed,
fleece, TC, dan CVC. Terdapat 4
ukuran jaket yang di produksi yaitu S, M, L, dan XL. Perusahaan ingin
mengetahui jumlah bahan baku yang digunakan terhadap bahan dan ukuran jaket.
Pengamatan dilakukan dengan pengujian taraf nyata sebesar 5% selama 1 bulan. Berikut data hasil
pengamatan jumlah bahan baku yang digunakan dari keenam bahan jaket dan kelima
ukuran jaket.
Tabel 2.2
Data Jumlah Penggunaan Bahan Baku
Bahan
|
||||||
Baby Terry
(Tj1)
|
Cotton Combed
(Tj2)
|
Fleece
(Tj3)
|
TC
(Tj4)
|
CVC
(Tj5)
|
Total
(Ti)
|
|
S (Ti1)
|
172
|
172
|
174
|
175
|
173
|
2649
|
178
|
178
|
180
|
182
|
180
|
Tabel 2.2 Data Jumlah Penggunaan Bahan Baku (Lanjutan)
Ukuran
|
Bahan
|
|||||
Baby Terry
(Tj1)
|
Cotton Combed
(Tj2)
|
Fleece
(Tj3)
|
TC
(Tj4)
|
CVC
(Tj5)
|
Total
(Ti)
|
|
S (Ti1)
|
176
|
175
|
178
|
178
|
178
|
2649
|
M (Ti2)
|
177
|
174
|
174
|
176
|
178
|
2687
|
182
|
177
|
181
|
177
|
180
|
||
182
|
182
|
180
|
185
|
182
|
||
L (Ti3)
|
181
|
179
|
180
|
181
|
178
|
2726
|
180
|
181
|
182
|
181
|
182
|
||
186
|
185
|
183
|
185
|
182
|
||
XL (Ti4)
|
183
|
179
|
182
|
183
|
182
|
2757
|
182
|
181
|
186
|
181
|
183
|
||
189
|
188
|
184
|
186
|
188
|
||
Total (Tj)
|
2168
|
2151
|
2164
|
2170
|
2166
|
10819
|
Berdasarkan data
tersebut, perusahaan ingin mengetahui:
1.
Apakah terdapat
pengaruh dari keempat ukuran jaket yaitu S, M, L, dan XL terhadap banyaknya jumlah
penggunaan bahan baku selama
1 bulan.
2.
Apakah terdapat
pengaruh dari kelima bahan jaket yaitu baby terry, cotton combed, fleece, TC, dan CVC terhadap banyaknya
jumlah
penggunaan bahan baku selama
1 bulan.
3.
Apakah terdapat
pengaruh interaksi antara ukuran jaket dan bahan jaket terhadap banyaknya jumlah
penggunaan bahan baku selama
1 bulan.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
3.1.
Pengujian
Data
Pengujian
data dilakukan dengan tujuan untuk menunjukan bahwa data sampel berasal dari
populasi yang berdistribusi normal. Pengujian normalitas data memiliki tujuan
untuk untuk membuktikan bahwa data yang diambil berdistribusi normal. Terdapat
dua pengujian data yaitu pengujian data Anova dua arah tanpa interaksi dan
pengujian data Anova dua arah dengan interaksi.
3.1.1 Anova Dua
Arah tanpa Interaksi
Pengujian Anova dua
arah tanpa interaksi merupakan pengujian hipotesis tiga rata-rata yang berbeda
atau lebih dengan dua faktor yang mempengaruhi dan interaksi antara kedua
faktor ditiadakan. Berikut adalah langkah-langkah dari pengujian Anova dua arah
tanpa interaksi.
Langkah pertama
adalah memasukan variabel variabel yang akan digunakan pada variabel view. Masukkan Motif, warna, dan peminat
bahan pada kolom name. ubah decimals pada bagian motif, warna, dan
peminat menjadi 0.
Gambar
3.1 Variable View
Langkah selanjutnya
pada value akan tampil jendela value labels dan masukan value berupa angka 1 untuk “Floral”, 2
untuk “Army”, 3 untuk “Strip”, 4 untuk “Polos”, 5 untuk “Polkadot”, 6 untuk
“Abstrak”. Kemudian tekan OK, maka
akan kembali ke tampilan variable view.
Gambar 3.2 Value
Labels untuk Variabel Motif
Langkah
berikutnya, masukkan value pada warna
berupa angka 1 untuk “Merah”, angka 2 untuk “Kuning”, angka 3 untuk “Hijau”,
angka 4 untuk “Biru”, angka 5 untuk “Hitam”. Kemudian tekan OK, maka akan kembali ke tampilan variable view.
Gambar 3.3 Value
Labels untuk Variabel Warna
Tahap
berikutnya, input data sebanyak 30
data pada view. Variabel bebas yang
di input datanya yaitu motif dan
warna sementara variabel terikat yang di input
datanya yaitu peminat. Berikut merupakan tampilan pada data view.
Gambar 3.4 Data
View
Tahap
selanjutnya, pada data view pilih
menu analyze, lalu memilih descriptive statics kemudian memilih explore. Menu analyze pada SPSS adalah menu bar yang berfungsi untuk melakukan
analisis statistika. Descriptive statics
adalah metode-metode yang berkaitan dengan pengumpulan dan penyajian suatu
gugus data sehingga menaksir kualitas data beripa jenis variabel, ringkasan
statistik, distribusi, dan representasi bergambar (grafik), tanpa rumus probabilistik
apapun. Explore digunakan untuk
membandingkan antara dua atau lebih kelompok dengan satu variabel.
Gambar 3.5 Analyze
Tanpa Interaksi
Langkah
selanjutnya muncul kotak dialog dari explore,
kemudian masukkan peminat kedalam dependent
list, warna dan motif ke dalam factor
list. Kemudian memilih Both
pada display.
Gambar
3.6 Kotak Dialog Explore
Tahap berikutnya
tekan plots pada kotak dialog explore dan akan muncul kotak dialog explore: plots. Lalu pilih factor levels together pada boxplots, kemudian menceklis stem-and-leaf, lalu menceklis Normality plots with tests dan pilih untransformed dan kemudian tekan continue.
Gambar
3.7 Kotak Dialog Explore: Plots
Pengujian data
untuk Anova dua arah tanpa interaksi banyak digunakan untuk mengetahui apakah
data sudah sesuai dengan hipotesis yang di inginkan atau belum dan berfungsi
untuk mengetahui apakah data tersebut dapat menggunakan Anova dua arah atau
tidak. Berikut merupakan hasil pengujian
data Anova dua arah tanpa interaksi dan analisisnya.
data Anova dua arah tanpa interaksi dan analisisnya.
Gambar
3.8 Output Test Of Normality
Uji Normalitas
adalah sebuah uji yang dilakukan
dengan tujuan untuk mengetahui apakah sebaran data tersebut
berdistribusi normal atau tidak.Penetapan hipotesis dari
uji normalitas yaitu hipotesis awal (H0) populasi berdistribusi
normal dan hipotesis alternatif (H1) populasi tidak berdistribusi
normal (Hasan, 2002). Jika nilai signifikan bernilai lebih dari 0,05 maka H0
diterima, populasi berdistribusi normal. Sedangkan jika nilai signifikan
bernilai kurang dari 0,05 maka H0 ditolak, populasi tidak
berdistribusi normal.Data pengamatan pada studi kasus Anova dua arah tanpa
interaksi berjumlah 30 data maka nilai signifikan yang digunakan yaitu nilai
signifikan pada kolom Shapiro-Wilk. Berdasarkan Gambar 3.8, terdapat 5 varian warna yaitu
merah, kuning, hijau, biru dan hitam. Nilai signifikan
untuk jaket warna merah yaitu
0,421 dan dengan derajat kebebasan sebesar 6.Nilai signifikan untuk jaket warna kuning yaitu
0,473 dan dengan derajat kebebasan sebesar 6.Nilai signifikan untuk jaket warna hijau yaitu
0,212 dan dengan derajat
kebebasan sebesar 6.Nilai signifikan untuk jaket
warna biru yaitu 0,804
dan dengan derajat kebebasan sebesar 6.Nilai signifikan untuk jaket warna hitam yaitu
0,210 dan dengan derajat kebebasan sebesar 6. Derajat kebebasan (degree
of freedom) adalah derajat ketergantungan banyaknya
observasi dan banyaknya variabel independent
yang digunakan untuk menentukan nilai kritis. Sedangkan nilai signifikan adalah
tingkat keyakinan terhadap suatu hipotesis, apakah hipotesis tersebut akan
diterima atau ditolak.
Gambar
3.9 Output Test Of Homogeneity Of
Variance
Uji Homogenitas
adalah sebuah uji yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui varian dari
beberapa populasi sama atau tidak. Penetapan hipotesis dari uji homogenitas
yaitu hipotesis awal (H0) varian dari populasi bersifat
homogen dan hipotesis alternatif (H1) varians dari populasi
tidak bersifat homogen. Uji homogenitas dapat dilihat pada bagian based on means karena berdasarkan
hipotesis sebelumnya, pengolahan data menggunakan metode Anova digunakan untuk
mengamati apakah terdapat perubahan rata-rata jumlah peminat yang dipengaruhi
oleh kelima warna
jaket yaitu merah, kuning, hijau, biru,
hitam. Jika
besarnya nilai signifikan bernilai lebih besar dari 0,05 maka H0
diterima, varians berasal dari
populasi bersifat homogen. Jika besarnya nilai signifikan kurang dari 0,05 maka
H0 ditolak, varians berasal
dari populasi tidak bersifat homogen. Berdasarkan Gambar 3.9, didapatkan signifikasi based on means sebesar 0,888 > 0,05 maka H0
diterima yang artinya varians berasaldari
populasi bersifat homogen. Levene
Statistic menunjukkan angka 0,28 yang berarti semakin kecil nilainya maka semakin besar
tingkat homogenitasnya dan nilai signifikan semakin besar.
Nilai derajat bebas (degree of freedom)
pada kolom pertama menunjukkan pembilang (numerator)
pada tabel F bernilai 4. Sedangkan pada derajat bebas pada kolom kedua
menunjukkan penyebut (denominator) pada
tabel F bernilai 25.
Pengujian data untuk Anova
dua arah tanpa interaksi banyak digunakan untuk mengetahui apakah data sudah
sesuai dengan hipotesis yang di inginkan atau belum dan berfungsi untuk
mengetahui apakah data tersebut dapat menggunakan Anova dua arah atau tidak.
Berikut merupakan hasil pengujian data Anova dua arah tanpa interaksi dan analisisnya.
Gambar
3.10 Output Tests Of Normality
Uji Normalitas
adalah sebuah uji yang dilakukan
dengan tujuan untuk mengetahui apakah sebaran data tersebut
berdistribusi normal atau tidak. Penetapan hipotesis dari
uji normalitas yaitu hipotesis awal (H0) populasi berdistribusi
normal dan hipotesis alternatif (H1) populasi tidak berdistribusi
normal (Hasan, 2002). Jika nilai signifikan bernilai lebih dari 0,05 maka H0
diterima, populasi berdistribusi normal. Sedangkan jika nilai signifikan
bernilai kurang dari 0,05 maka H0 ditolak, populasi tidak
berdistribusi normal. Data
pengamatan pada studi kasus Anova dua arah dengan interaksi berjumlah 60 data
maka nilai signifikan yang digunakan yaitu nilai signifikan pada kolom Kolmogorov-Smirnov. Berdasarkan
Gambar 3.10,
terdapat 5 varian bahan yaitubaby terry, cotton combed, fleece, TC
dan CVC. Nilai
signifikan untuk jaket
bahan baby
terry yaitu 0,200 dan dengan derajat kebebasan
sebesar 12. Nilai
signifikan untuk jaket bahan
cotton
combed yaitu 0,106 dan dengan derajat kebebasan
sebesar 12. Nilai
signifikan untuk jaket bahan
fleeceyaitu
0,213 dan dengan derajat kebebasan sebesar 12. Nilai signifikan untuk jaket bahan TC yaitu 0,185 dan dengan derajat
kebebasan sebesar 12. Nilai
signifikan untuk jaket bahan
CVC yaitu
0,174 dan dengan derajat kebebasan sebesar 12. Derajat kebebasan (degree
of freedom) adalah derajat ketergantungan banyaknya
observasi dan banyaknya variabel independent
yang digunakan untuk menentukan nilai kritis. Sedangkan nilai signifikan adalah
tingkat keyakinan terhadap suatu hipotesis, apakah hipotesis tersebut akan
diterima atau ditolak.
Gambar
3.11 Output Test Of Homogeneity Of
Variance
Pada output test of homogeneity of variance. Levene
static menujukkan semakin kecil nilainya maka semakin besar homogenitasnya, df (degree of freedom)
adalah derajat ketergantungan banyaknya observasi dan banyaknya variabel independent yang digunakan untuk
menentukan nilai kritis. sig(signifikan)
adalah tingkat keyakinan terhadap suatu hipotesis, apakah hipotesis tersebut
akan diterima atau ditolak. Uji
homogenitas dapat dilihat pada bagian based
on means karena berdasarkan hipotesis sebelumnya, pengolahan data
menggunakan Anova digunakan untuk mengamati apakah terdapat perubahan rata-rata
jumlah penggunan bahan baku yang dipengaruhi oleh kelima bahan jaket yaitu baby terry, cotton combed,
fleece, dan CVC. Jika
besarnya nilai signifikan bernilai lebih besar dari 0,05 maka H0
diterima, varians berasal dari
populasi bersifat homogen. Jika besarnya nilai signifikan kurang dari 0,05 maka
H0 ditolak, varians berasal
dari populasi tidak bersifat homogen. Berdasarkan Gambar 3.11, didapatkan signifikasi based on means sebesar 0,885 > 0,05 maka H0
diterima yang artinya varians berasaldari
populasi bersifat homogen. Levene
Statistic menunjukkan angka 0,287
yang berarti semakin
kecil nilainya maka semakin besar tingkat homogenitasnya dan nilai signifikan
semakin besar. Nilai derajat bebas (degree of freedom) pada kolom pertama menunjukkan pembilang (numerator) pada tabel F bernilai 4.
Sedangkan pada derajat bebas pada kolom kedua menunjukkan penyebut (denominator) pada tabel F bernilai 55.
3.2. Perhitungan Manual
Perhitungan manual
dilakukan untuk menentukan formulasi hipotesis, menentukan taraf nyata dan
nilai F tabel, menentukan kriteria pengujian, nilai uji statistika dan menarik
kesimpulan.
3.2.1 Perhitungan Manual Tanpa Interaksi
Pengujian Anova dua arah tanpa interaksi adalah pengujian hipotesis
beda tiga rata-rata atau lebih dengan menggunakan dua faktor yang berpengaruh
dan interaksi antara kedua faktor tersebut ditiadakan.
Berikut perhitungan manual untuk Anova dua arah tanpa interaksi.
1.
Menentukan Formulasi
Hipotesis
Langkah pertama dalam menyelesaikan kasus dengan
menggunakan Anova dua arah yaitu menentukan
formula hipotesis terlebih dahulu mencari nilai H0 dan
nilai H1 dengan
berdasarkan
masing-masing motif dan warna.
a.
H0 : rata-rata
kelima warna jaket sama sehingga tidak ada
pengaruh perbedaan warna
terhadap jumlah peminat.
H1 : rata-rata
kelima warna jaket tidak sama sehingga ada
pengaruh perbedaan warna
jaket terhadap jumlah peminat.
b. H0 : rata-rata keempat motif jaket sama sehingga tidak ada pengaruh perbedaan motif
jaket terhadap jumlah peminat.
H1 : rata-rata keempat motif
jaket tidak sama sehingga ada pengaruh
perbedaan motif jaket terhadap jumlah peminat.
2.
Menentukan taraf nyata (α) dan F tabelnya
Nilai taraf nyata yang
digunakan sebesar 5% = 0,05 artinya 5 dari tiap 100 kesimpulan akan menolak
hipotesis yang seharusnya diterima, atau 95% yakin bahwa kesimpulan yang dibuat
benar dengan peluang kekeliruan atau toleransi kesalahan sebesar 5%.
Taraf nyata (α) dan F
tabel ditentukan menggunakan derajat pembilang dan penyebut yang masing-masing
:
α = 5% = 0,05
a. Untuk
baris : V1 = b – 1
= 6 – 1
= 5
V2 = (k – 1) (b
– 1)
= (5) (4)
= 20
F0,05
(5:20) = 2,71
b. Untuk
kolom : V1 = k – 1
= 5 – 1
= 4
V2= (k – 1) (b
– 1)
= (5) (4)
= 20
F0,05 (4:20) =
2,87
3.
Menentukan kriteria pengujian
Kriteria pengujian bertujuan untuk mengetahui keputusan yang didapat jika nilai yang diperoleh bernilai lebih besar atau lebih kecil dari nilai pada F tabelnya
yang telah didapatkan.
Berikut merupakan kriteria pengujian Anova dua arah tanpa interaksi.
a.
H0 diterima
apabila F0 ≤ 2,71
H0 ditolak apabila F0 >
2,71
b. H0
diterima apabila F0 ≤ 2,87
H0 ditolak apabila F0 >
2,87
4.
Membuat analisis variansnya dalam bentuk tabel Anova
Perhitungan
analisis varians merupakan model
statistik
yang digunakan untuk menghitung perbedaan rata-rata dan disajikan
dalam bentuk tabel, sehingga akan lebih mudah dalam penulisan dan pembacaan
tabel. Berikut ini merupakan tabel perhitungan manual Anova dua arah tanpa interaksi.
Tabel 3.1 Perhitungan Manual Anova 2 Arah tanpa Interaksi
Motif
|
Warna
|
|||||
Merah
(TJ1)
|
Kuning
(TJ2)
|
Hijau
(TJ3)
|
Biru
(TJ4)
|
Hitam
(TJ5)
|
Total
(Ti)
|
|
Floral (Ti1)
|
7
|
6
|
4
|
7
|
7
|
31
|
Army (Ti2)
|
4
|
5
|
8
|
6
|
6
|
29
|
Strip (Ti3)
|
6
|
6
|
6
|
8
|
11
|
37
|
Polos (Ti4)
|
5
|
7
|
5
|
10
|
8
|
35
|
Polkadot (Ti5)
|
4
|
4
|
4
|
9
|
7
|
28
|
Abstrack (Ti6)
|
5
|
6
|
5
|
7
|
8
|
31
|
Total
|
31
|
34
|
32
|
47
|
47
|
191
|
= 72+42 +62 +...+
82 -
= 1309 – 1216,03
= 92,967
=
= 1228,2 – 1216,03
= 12,167
=
= 1259,83 – 1216,03
= 43,8
JKE =
JKT – JKB - JKK
= 92,967 – 12,167 – 43,8
= 37
Tabel 3.2 Anova
Dua Arah Tanpa Interaksi
Sumber
Varians
|
Jumlah
Kuadrat
|
Derajat
Bebas
|
Rata-Rata
Kuadrat
|
Fhitung(F0)
|
Rata-rata baris
|
12,167
|
5
|
2,433
|
F1 = 1,315
F2 = 5,918
|
Rata-rata kolom
|
43,8
|
4
|
10,95
|
|
Error
|
37
|
20
|
1,85
|
|
Total
|
92,97
|
29
|
|
|
5.
Kesimpulan :
Kesimpulan berguna untuk menyimpulkan apakah H0 diterima
atau ditolak dengan membandingkan antara langkah ke-4 dengan kriteria
pengujian. Berikut kesimpulan yang
telah didapat.
a. Berdasarkan dari perhitungan didapatkan nilai F0
= 1,315. Dikarenakan F0 = 1,315 lebih kecil daripada F0,05(5;20)
= 2,71, maka dapat dapat disimpulkan bahwa H0 diterima. Jadi, rata-rata
kelima warna jaket sama sehingga tidak ada pengaruh perbedaan warna
terhadap jumlah peminat.
b. Berdasarkan dari perhitungan didapatkan nilai F0
= 2,25. Dikarenakan F0 = 2,25
lebih kecil daripada F0,05(4;20) = 2,87, maka dapat disimpulkan
bahwa H0 diterima. Jadi, rata-rata keempat motif
jaket sama sehingga tidak ada pengaruh
perbedaan motif jaket terhadap jumlah peminat.
3.2.2
Perhitungan Manual Dengan Interaksi
Pengujian Anova dua arah dengan interaksi adalah pengujian beda tiga
rata-rata atau lebih dengan menggunakan dua faktor yang berpengaruh dan
pengaruh interaksi antara kedua faktor tersebut diperhitungkan. Anova ini digunakan
bila sampel berada pada kelompok yang sama. Berikut
merupakan langkah-langkah dari uji anova dua arah dengan interaksi.
1.
Menentukan Formulasi
Hipotesis
Menyelesaikan
kasus diatas terlebih dahulu mencari nilai H0 dan
nilai H1 dengan
menentukan formula hipotesis dari masing-masing ukuran jaket dan jumlah bahan
baku
a.
H0 : rata-rata
keempat ukuran jaket sama sehingga tidak
ada
pengaruh perbedaan ukuran jaket terhadap jumlah penggunaan bahan baku.
H1
: rata-rata keempat ukuran jaket tidak sama
sehingga ada pengaruh perbedaan ukuran jaket
terhadap jumlah penggunaan bahan baku.
b.
H0 : rata-rata
keenam bahan jaket sama sehingga tidak
ada
pengaruh perbedaan bahan jaket terhadap jumlah penggunaan bahan baku.
H1
: rata-rata keenam bahan jaket tidak sama
sehingga ada pengaruh perbedaan bahan
jaket terhadap jumlah penggunaan
bahan baku.
c.
H0 : rata-rata
keenam bahan jaket dan keempat ukuran
jaket sama sehingga tidak ada interaksi terhadap jumlah penggunaan
bahan baku.
H1 : rata-rata
keenam bahan jaket dan keempat ukuran
jaket tidak
sama sehingga ada interaksi terhadap
jumlah penggunaan bahan baku.
2.
Menentukan taraf nyata (α) dan F tabel
Nilai taraf nyata yang
digunakan sebesar 5% = 0,05 artinya 5 dari tiap 100 kesimpulan akan menolak
hipotesis yang seharusnya diterima, atau 95% yakin bahwa kesimpulan yang dibuat
benar dengan peluang kekeliruan atau toleransi kesalahan sebesar 5%.
Taraf nyata (α) dan F
tabel ditentukan dengan derajat pembilang dan penyebut masing-masing:
a. Untuk
baris: v1= b-1
=
4-1
=
3
v2 =
kb(n-1)
= 5.4(3-1)
= 20(2)
= 40
F0,05(3;40) = 2,84
b. Untuk
kolom: v1= k-1
= 5-1
= 4
v2=
kb(n-1)
=
5.4(3-1)
=
20(2)
=
40
F0,05
(4;40) = 2,61
c. Untuk
interaksi: v1 = (5-1)(4-1)
=
(4)(3)
=
12
V =
kb(n-1)
=
5.4(3-1)
=
20(2)
=
40
F0,05
(12;40) = 2,00
3.
Menentukan kriteria
pengujian
Kriteria pengujian bertujuan untuk mengetahui
berapa nilai yang diperoleh dan harus disesuaikan dengan nilai pada F tabelnya
yang telah didapatkan. Apabila F tabel melebihi F0 maka H0
diterima dan sebaliknya.
a. Untuk
baris:
H0 diterima
apabila F0 ≤ 2,84
H0 ditolak
apabila F0> 2,84
b. Untuk
kolom:
H0 diterima
apabila F0 ≤ 2,61
H0 ditolak
apabila F0> 2,61
c. Untuk
interaksi:
H0 diterima
apabila F0 ≤ 2,00
H0 ditolak
apabila F0> 2,00
4.
Membuat analisis
variansnya dalam bentuk tabel Anova
Perhitungan
dalam analisis varians akan lebih ditampilkan dalam bentuk tabel. berikut ini
merupakan tabel perhitungan manual Anova dua arah tanpa interaksi.
Tabel 3.3 Perhitungan Manual Anova 2 Arah dengan Interaksi
Ukuran
|
Bahan
|
|||||
Baby Terry
(Tj1)
|
Cotton Combed
(Tj2)
|
Fleece
(Tj3)
|
TC
(Tj4)
|
CVC
(Tj5)
|
Total
(Ti)
|
|
S (Ti1)
|
172
|
172
|
174
|
175
|
173
|
2649
|
176
|
175
|
178
|
178
|
178
|
||
178
|
178
|
180
|
182
|
180
|
||
M (Ti2)
|
177
|
174
|
174
|
176
|
178
|
2687
|
182
|
177
|
181
|
177
|
180
|
||
182
|
182
|
180
|
185
|
182
|
||
L (Ti3)
|
181
|
179
|
180
|
181
|
178
|
2726
|
180
|
181
|
182
|
181
|
182
|
||
186
|
185
|
183
|
185
|
182
|
Tabel 3.3 Perhitungan Manual Anova 2 Arah dengan Interaksi (Lanjutan)
Motif
|
Bahan
|
|||||
Baby Terry
(Tj1)
|
Cotton Combed
(Tj2)
|
Fleece
(Tj3)
|
TC
(Tj4)
|
CVC
(Tj5)
|
Total
(Ti)
|
|
XL (Ti4)
|
183
|
179
|
182
|
183
|
182
|
2757
|
182
|
181
|
186
|
181
|
183
|
||
189
|
188
|
184
|
186
|
188
|
||
Total (Ti)
|
2168
|
2151
|
2164
|
2170
|
2166
|
10819
|
b = 4 k = 5
n = 3
= 1722 +1762 + 1782 +...+1882 -
= 1951759 – 1950846,017
= 912,983
=
= 1951286,33 – 1950846,017
= 440,316
=
= 1950864,75 – 1950846,017
= 18,733
=
= 1951338,333 – 1951286,33 – 1950864,75 + 1950846,017
= 33,26
JKE = JKT – JKB – JKK - JKI
= 912,983 – 440,316 – 18,733 – 33,26
= 420,666
Tabel 3.4 Anova
Dua Arah dengan Interaksi
Sumber Varians
|
Jumlah Kuadrat
|
Derajat Bebas
|
Rata-rata kuadrat
|
F0
|
Rata-rata baris
|
440,316
|
3
|
146,772
|
F1 = 13,956
F2 = 0,445
F3 = 0,263
|
Rata-rata kolom
|
18,733
|
4
|
4,683
|
|
Interaksi
|
33,26
|
12
|
2,772
|
|
Error
|
420,666
|
40
|
10,517
|
|
Total
|
912,983
|
59
|
|
|
5.
Kesimpulan
Kesimpulan berguna untuk
menyimpulkan apakah H0 diterima atau ditolak dengan membandingkan
antara langkah ke-4 dengan kriteria pengujian.
a.
Dikarenakan F0 =
13,956 bernilai lebih besar dari F0,05(3;40) = 2,84, maka H0
ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa rata-rata keempat
ukuran jaket sama sehingga tidak ada
pengaruh perbedaan ukuran bahan jaket terhadap jumlah penggunaan bahan
baku.
b.
Dikarenakan F0 =
0,445 bernilai lebih kecil dari F0,05(4;40) = 2,61, maka H0
diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa rata-rata keenam
bahan jaket sama sehingga tidak ada
pengaruh perbedaan bahan jaket terhadap jumlah penggunaan bahan baku.
c.
Dikarenakan F0 =
0,263 bernilai lebih kecil dari F0,05(12;40) = 2,00, maka H0
diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa rata-rata keempat
ukuran jaket dan keenam bahan jaket sama sehingga tidak ada interaksi antara ukuran dan bahan jaket terhadap
jumlah penggunaan bahan baku.
3.3.
Pengolahan Software
Perhitungan
software dilakukan
dengan menggunakan aplikasi SPSS 16.0. Menghitung menggunakan bantuan software dapat
dikatakan lebih mudah dan praktis karena tidak memerlukan waktu lama dan rumit
seperti pada saat melakukan perhitungan manual. Dengan melakukan pengolahan menggunakan software sebagai alat bantu perhitungan data, hasil yang didapatkan
akan lebih teliti dibandingkan dengan perhitungan manual. Pengolahan software Anova
dua arah dibagi menjadi dua, yaitu pengolahan software Anova dua arah tanpa
interaksi dan pengolahan software Anova
dua arah dengan interaksi. Berikut merupakan langkah-langkah dan output pengolahan software modul Anova dua arah.
3.3.1 Pengolahan Software tanpa
Interaksi
Langkah pertama
yaitu memasukkan variabel variabel yang akan digunakan pada variabel view. Masukkan motif, warna, dan peminat
pada kolom name. ubah decimals pada bagian motif, warna, dan
peminat
Gambar
3.12 Variable View
Langkah berikutnya
pada value akan tampil jendela value labels dan masukkan value berupa angka 1 untuk “Float”, 2
untuk “Army”, 3 untuk “Strip”, 4 untuk “Polos”, 5 untuk “Polkadot”, 6 untuk
“Abstrak”. Kemudian tekan OK, maka
akan kembali ke tampilan variable view.
Gambar
3.13 Kotak Dialog Value Labels
Langkah
berikutnya, masukkan value pada warna
berupa angka 1 untuk “Merah”, angka 2 untuk “Kuning”, angka 3 untuk “Hijau”,
angka 4 untuk “Biru”, angka 5 untuk “Hitam”. Kemudian tekan OK, maka akan kembali ke tampilan variable view.
Gambar 3.14 Value
Labels untuk Variabel Ukuran Jaket
Tahap
berikutnya, input data sebanyak 30
data pada view. Variabel bebas yang
di input datanya yaitu motif dan
warna sementara variabel terikat yang di input
datanya yaitu peminat. Berikut merupakan tampilan pada data view.
Gambar 3.15 Data
View
Langkah
berikutnya memilih menu analyze, lalu
memilih general linear model kemudian
memilih univariate. Menu analyze pada SPSS adalah menu bar yang
berfungsi untuk melakukan analisis statistika. general linear model berguna untuk membandingkan rataan antar
kelompok sebelum dan setelah dilakukannya suatu faktor tertentu. Univariate adalah cara untuk
menganalisis data secara serentak dimana data yang diamati hanya memiliki satu
variabel dependent pada setiap objek
yang diamati.
Gambar 3.16 Analyze
Tahap
selanjutnya akan muncul kotak dialog univariate.
Masukkan peminat kedalam dependent
variable, warna kedalam fixed factor,
motif kedalam random factor. Kemudian
menekan OK.
Gambar 3.17 Kotak Dialog Univariate
Setelah
melakukan langkah-langkah di atas, akan muncul dua output pada jendela baru. Output tersebut terdiri dari output Between-Subjects Factors dan output
Test of Between-Subjects Effects. Berikut merupakan tampilan dari kedua output tersebut.
Gambar
3.18 Output Between-Subjects Factors
Between subjects factors berfungsi
untuk menjelaskan tentang banyaknya responden per kategori. Value label adalah data yang telah di
masukkan dalam values pada data view. N adalah jumlah data yang sebanyak
30.
Gambar
3.19 Output Test of Between-Subjects
Effects
Pada Output test of between-subjects effects berisi
kumpulan nilai JKT, JKB, JKK dan JKE, df,
dan nilai Fhitung. Type III
sum of squares merupakan jenis yang menguji keberadaan efek utama setelah
efek utama dan interaksi lainnya. Oleh karena itu, pendekatan ini berlaku di
hadapan interaksi yang signifikan. Df (Degree
of Freedom) adalah derajat ketergantungan banyaknya observasi dan banyaknya
variabel independent yang digunakan
untuk menentukan nilai kritis. Mean of
square adalah rata-rata kuadrat skor simpangannya yang menunjukkan variansi
suatu distribusi yang diamati. F merupakan
frekuensi data. Sig adalah tingkat
keyakinan terhadap suatu hipotesis, apakah hipotesis tersebut akan diterima
atau ditolak.
3.3.2 Anova Dua Arah dengan Interaksi
Langkah pertama
yaitu memasukkan variabel-variabel yang akan digunakan pada variabel view. Masukkan jenis bahan, ukuran, dan
penggunaan bahan. Ubah decimals jenis bahan, ukuran, dan
penggunaan bahan baku menjadi 0. Pastikan
measure tiap variabel view menjadi scale.
Gambar 3.20 Variable View
Langkah
berikutnya masuk pada kolom values
baris jenis bahan dan akan tampil kotak dialog value labels. Kemudian masukkan pada
value labels berupa
angka 1 untuk “Baby Terry”, angka 2
untuk “Cotton Combed”, angka 3 untuk
“Fleece”, angka 4 untuk “TC”, dan angka 5 untuk “CVC”. Setelah semua dimasukkan kemudian tekan OK dan akan kembali ke tampilan variable view.
Gambar 3.21
Kotak Dialog Value Labels Jenis Bahan
Langkah
selanjutnya pilih kembali value pada baris ukuran, dan akan tampil kotak dialog
value labels. Kemudian masukkan value berupa angka 1 untuk “S”, angka 2
untuk “M”, angka 3 untuk “L”, angka 4 untuk “XL”. Lalu tekan OK dan akan kembali ke data variable
view.
Gambar
3.22
Kotak Dialog Value Labels Ukuran
Tahap selanjutnya yaitu
memasukkan data sebanyak 60 data pada view.
Variabel bebas yang dimasukkan adalah jenis bahan dan ukuran sementara
variabel terikat yang dimasukkan adalah jumlah penggunaan bahan baku. Berikut
merupakan tampilan akhir dari data pengamatan yang sudah dimasukkan ke dalam Data View.
Gambar 3.23 Data
View
Tahap
berikutnya yaitu memilih menu Analyze, kemudian memilih General Linear Model, lalu memilih Univariate. Menu analyze pada SPSS adalah menu bar yang berfungsi untuk melakukan
analisis statistik. General linear model berguna
untuk membandingkan rataan antar kelompok sebelum dan setelah dilakukannya
suatu faktor tertentu. Univariate adalah
cara untuk menganalisis data secara serentak dimana data yang diamati hanya
memiliki satu variabel dependent pada
setiap objek yang diamati.
Gambar
3.24 Analyze
Tahap berikutnya
akan muncul kotak dialog univariate. Kemudian
masukkan penggunaan bahan kedalam dependent
variable, ukuran jaket kedalam fixed
factor, jenis bahan ke dalam random factor. Setelah itu tekan OK.
Gambar 3.25
Kotak Dialog Univariate
Setelah
melakukan langkah-langkah di atas, akan muncul dua output pada jendela baru. Output tersebut terdiri dari output Between-Subjects Factors dan output
Test of Between-Subjects Effects. Berikut merupakan tampilan dari kedua output tersebut.
Gambar
3.26 Output Between-Subjects Factors
Berikut
merupakan output Between-Subjects Factors.
Between subjects factors berfungsi untuk menjelaskan tentang banyaknya
responden untuk tiap kategori. Value
label adalah data yang telah di masukkan dalam values pada data view. N adalah jumlah data yang sebanyak
60 data.
Gambar 3.27
Output Tests Of Between Effects
Berikut merupakan output tests of between-subjects effects. Pada
Output test of between-subjects effects berisi
kumpulan nilai JKT, JKB, JKK dan JKE, df,
dan nilai Fhitung. Type III sum
of squares merupakan jenis yang menguji keberadaan efek utama setelah efek
utama dan interaksi lainnya. Oleh karena itu, pendekatan ini berlaku di hadapan
interaksi yang signifikan. Df (Degree of
Freedom) adalah derajat ketergantungan banyaknya observasi dan banyaknya
variabel independent yang digunakan
untuk menentukan nilai kritis. Mean of square adalah rata-rata kuadrat skor
simpangannya yang menunjukkan variansi suatu distribusi yang diamati. F merupakan frekuensi data. Sig adalahtingkat keyakinan terhadap
suatu hipotesis, apakah hipotesis tersebut akan diterima atau ditolak.
3.4. Analisis Pehitungan Manual
Analisis
perhitungan manual dalam Anova dua arah terbagi menjadi dua jenis penyelesaian
yaitu dengan perhitungan manual tanpa interaksi yang merupakan pengujian
hipotesis untuk beda tiga rata-rata atau lebih dengan menggunakan dua faktor
yang berpengaruh dan interaksi antara kedua faktor tersebut ditiadakan dan
dengan perhitungan manual dengan interaksi yang merupakan pengujian hipotesis
untuk beda tiga rata-rata atau lebih dengan menggunakan dua faktor yang
berpengaruh dan pengaruh interaksi antara kedua faktor tersebut diperhitungkan.
Berikut ini merupakan penjelasan dari kedua penyelesaian perhitungan manual
tanpa interaksi dan perhitungan manual dengan interaksi.
3.4.1 Analisis Perhitungan Manual Anova Dua Arah tanpa Interaksi
Berdasarkan
hasil yang diperoleh dari perhitungan manual yang didapat Formula hipotesis H0
merupakan rata-rata kelima warna jaket sama sehingga tidak ada pengaruh
perbedaan warna terhadap jumlah peminat sedangkan H1 merupakan
rata-rata kelima warna jaket tidak sama sehingga ada pengaruh perbedaan warna
jaket terhadap jumlah peminat. H0 merupakan rata-rata keempat motif
jaket sama sehingga tidak ada pengaruh perbedaan motif jaket terhadap jumlah
peminat sedangkan H1 merupakan rata-rata keempat motif jaket tidak
sama sehingga ada pengaruh perbedaan motif jaket terhadap jumlah peminat. Nilai taraf nyata yang digunakan sebesar 5% =
0,05 artinya 5 dari tiap 100 kesimpulan akan menolak hipotesis yang seharusnya
diterima, atau 95% yakin bahwa kesimpulan yang dibuat benar dengan peluang
kekeliruan atau toleransi kesalahan sebesar 5%. Untuk baris nilai V1 sebesar
5 menunjukan kolom pada tabel F sebagai derajat bebas pembilang dan V2
sebesar 20 menunjukan baris pada tabel F sebagai derajat bebas penyebut. Nilai
F0,05(5;20) sebesar 2,71 artinya H0 diterima jika F0
≤ 2,71 dan H0 ditolak jika F0 > 2,71. Untuk
kolom nilai V1 sebesar 4 menunjukan kolom pada tabel F sebagai
derajat bebas pembilang dan V2 sebesar 20 menunjukan baris pada
tabel F sebagai derajat bebas penyebut. Nilai F0,05(4;20) sebesar
2,87 artinya H0 diterima jika F0 ≤ 2,87 dan H0
ditolak jika F0 > 2,87. Analisis varians dari nilai JKT merupakan
jumlah kuadrat total, dengan menghitung
kuadrat dari masing-masing data pengamatan dikurangi faktor koreksi sehingga
menghasilkan nilai sebesar 92,967. Nilai JKB menghasilkan nilai sebesar 12,167.
Nilai JKK merupakan jumlah kuadrat kelompok dihitung dengan mengkuadratkan
jumlah kelompok dibagi dengan jumlah data pengamatan lalu dikurangi dengan
jumlah faktor koreksi sehingga menghasilkan nilai sebesar 43,8. Nilai JKE
merupakan jumlah kuadrat eror yang dihitung dengan mengurangkan nilai dari
JKT-JKB-JKK sehingga menghasilkan nilai sebesar 37. Nilai pada tabel Anova
untuk rata-rata kuadrat baris yang diperoleh dari nilai JKB sebesar 12,167 dan
nilai rata-rata kuadrat baris sebesar 2,433. Rata-rata kuadrat kolom yang
diperoleh dari nilai JKK sebesar 43,8 dan nilai rata-rata kuadrat kolom sebesar
10,95. Rata-rata kuadrat eror yang diperoleh dari nilai JKE sebesar 37 dan
nilai rata-rata kuadrat eror sebesar 1,85. Sehingga menghasilkan nilai F1 dari
perhitungan S1 dibagiS3 menghasilkan nilai sebesar 1,315.
Nilai F2 dari perhitungan S2 dibagiS3 menghasilkan
nilai sebesar 5,918. Berdasarkan hasil yang diperoleh maka dapat disimpulkan
bahwa F1 = 1,315 ≤ F0,05(5;20)
= 2,71 maka H0 diterima. Jadi rata-rata kelima warna jaket
sama sehingga tidak ada pengaruh perbedaan warna tehadap jumlah peminat dan F2
= 5,918 > F0,05(5;20) =
2,71 maka H0 ditolak. Jadi rata-rata keempat motif jaket tidak sama
sehingga ada pengaruh perbedaan motif jaket terhadap jumlah peminat.
3.4.2 Analisis Perhitungan Manual Anova Dua Arah dengan Interaksi
Berdasarkan
hasil yang diperoleh dari perhitungan manual yang didapat Formula hipotesis H0
merupakan rata-rata kelima warna jaket sama sehingga tidak ada pengaruh
perbedaan warna terhadap jumlah peminat sedangkan H1 merupakan
rata-rata kelima warna jaket tidak sama sehingga ada pengaruh perbedaan warna
jaket terhadap jumlah peminat. H0 merupakan rata-rata keempat motif
jaket sama sehingga tidak ada pengaruh perbedaan motif jaket terhadap jumlah
peminat sedangkan H1 merupakan rata-rata keempat motif jaket tidak
sama sehingga ada pengaruh perbedaan motif jaket terhadap jumlah peminat. H0
merupakan rata-rata antara kelima warna jaket dan keempat motif jaket
sama sehingga tidak ada interaksi terhadap jumlah peminat sedangkan H1 merupakan
rata-rata antara kelima warna jaket dan keempat motif jaket tidak sama sehingga
ada interaksi terhadap jumlah peminat. Nilai taraf nyata yang digunakan sebesar
5% = 0,05 artinya 5 dari tiap 100 kesimpulan akan menolak hipotesis yang
seharusnya diterima, atau 95% yakin bahwa kesimpulan yang dibuat benar dengan
peluang kekeliruan atau toleransi kesalahan sebesar 5%. Untuk baris nilai V1
sebesar 3 menunjukan kolom pada tabel F sebagai derajat bebas pembilang
dan V2 sebesar 40 menunjukan baris pada tabel F sebagai derajat
bebas penyebut. Nilai F0,05(3;40) sebesar 2,84 artinya H0
diterima jika F0 ≤ 2,84 dan H0 ditolak jika F0 >
2,84. Untuk kolom nilai V1 sebesar 4 menunjukan kolom pada tabel F
sebagai derajat bebas pembilang dan V2 sebesar 40 menunjukan baris
pada tabel F sebagai derajat bebas penyebut. Nilai F0,05(4;40) sebesar
2,61 artinya H0 diterima jika F0 ≤ 2,61 dan H0
ditolak jika F0 > 2,61. Untuk interaksi nilai V1 sebesar
12 menunjukan kolom pada tabel F sebagai derajat bebas pembilang dan V2
sebesar 40 menunjukan baris pada tabel F sebagai derajat bebas penyebut. Nilai
F0,05(12;40) sebesar 2,00 artinya H0 diterima jika F0
≤ 2,00 dan H0 ditolak jika F0 > 2,00. Analisis
varians dari nilai JKT merupakan jumlah kuadrat total, dengan menghitung kuadrat dari masing-masing data pengamatan
dikurangi faktor koreksi sehingga menghasilkan nilai sebesar 912,983. Nilai JKB
menghasilkan nilai sebesar 440,316. Nilai JKK merupakan jumlah kuadrat kelompok
dihitung dengan mengkuadratkan jumlah kelompok dibagi dengan jumlah data
pengamatan lalu dikurangi dengan jumlah faktor koreksi sehingga menghasilkan
nilai sebesar 18,733. Nilai JKI menghasilkan nilai sebesar 33,26. Nilai JKE
merupakan jumlah kuadrat eror yang dihitung dengan mengurangkan nilai
dariJKT-JKB-JKK-JKI sehingga menghasilkan nilai sebesar 420,666. Nilai pada
tabel Anova untuk rata-rata kuadrat baris yang diperoleh dari nilai JKB sebesar
440,316 dan nilai rata-rata kuadrat baris sebesar 146,772. Rata-rata kuadrat
kolom yang diperoleh dari nilai JKK sebesar 18,733 dan nilai rata-rata kuadrat
kolom sebesar 4,683. Rata-rata kuadrat interaksi yang diperoleh dari nilai JKI
sebesar 33,26 dan nilai rata-rata kuadrat interaksi sebesar 2,772. Rata-rata
kuadrat eror yang diperoleh dari nilai JKE sebesar 420,666 dan nilai rata-rata
kuadrat eror sebesar 10,517. Sehingga menghasilkan nilai F1 dari
perhitungan S1 dibagiS4 menghasilkan nilai sebesar
13,956. Nilai F2 dari perhitungan S2 dibagiS4 menghasilkan
nilai sebesar 0,445. Nilai F3 dari perhitungan S3 dibagiS4
menghasilkan nilai sebesar 0,263. Berdasarkan hasil yang diperoleh maka
dapat disimpulkan bahwa F1 = 13,956 > F0,05(3;40) =
2,84 maka H0 ditolak. Jadi rata-rata kelima warna jaket tidak sama
sehingga ada pengaruh perbedaan warna jaket tehadap jumlah peminat, F2
= 0,445 ≤ F0,05(4;40) = 2,61 maka H0 diterima. Jadi
rata-rata keempat motif jaket sama sehingga tidak ada pengaruh perbedaan motif
jaket terhadap jumlah peminat, dan F3 = 0,263 ≤ F0,05(12;40) =
2,00 maka H0 diterima. Jadi rata-rata antara kelima warna jaket dan
keempat motif jaket sama sehingga tidak ada interaksi terhadap jumlah peminat.
3.5. Analisis Pengolahan Software
Analisis pengolahan
software merupakan suatu perhitungan
untuk mencari nilai Anova dua arah. Software
yang digunakan untuk mencari Anova dua arah yaitu SPSS 16.0.
dengan output terinci dan sistematis. Analisis ini dapat menjelaskan hasil
dari output software
yang dipakai. Analisis
pengolahan software pada Anova dua
arah terbagi menjadi dua yaitu analisis pengolahan software Anova dua arah tanpa interaksi dan analisis pengolahan software Anova dua arah dengan
interaksi. Berikut ini merupakan penjelasan output dari keduanya.
3.5.1 Analisis Pengolahan Software
Anova Dua Arah tanpa Interaksi
Pengolahan software Anova dua arah tanpa interaksi
terbagi menjadi dua output yaitu output between-subject factors yang
berfungsi untuk menjelaskan tentang banyaknya responden perkategori dan tests of between-subjects effect yang
berfungsi untuk menguji jenis dari keberadaan efek utama setelah efek utama dan
interaksi lainnya. Tabel keduanya memiliki pengertian dan fungsi yang
berbeda-beda.
Pertama, analisis
pada tabel output between-subject
factors. Pada tabel output
between-subject factors menunjukan jumlah data pada warna dan motif. Nilai
N menunjukan banyaknya data yang telah diolah pada software sebesar 30. Value
label menjelaskan bahwa data yang telah dimasukan dalam values pada data view. Variabel warna memiliki lima value label yaitu merah, kuning, hijau, biru, dan hitam dengan
jumlah nilai N masing-masing sebesar 6. Variabel motif memiliki enam value label yaitu floral, army, strip,
polos, polkadot, dan abstrak dengan jumlah nilai N masing-masing sebesar 5.
Pada tabel ini juga memberikan informasi mengenai jumlah baris dan jumlah kolom
yang digunakan.
Kedua, analisis
pada tabel tests of between-subject
factors. Pada nilai intercept
menunjukan nilai type lll sum of squares menghasilkan
nilai sebesar 1216,033 dengan nilai eror atau jumlah kuadrat baris (JKB)
sebesar 12,167 menunjukan jenis pengujian dari keberadaan efek utama setekah
efek utama dan interaksi lainnya pendekatan berlaku dihadapan interaksi yang
signifikan. Nilai derajat kebebasan sebesar 1 dengan nilai eror sebesar 5
menunjukan ketergantungan banyaknya observasi dan variabel independent yang digunakan dalam menentukan titik kritis. Nilai mean squares sebesar 1216,033 dengan
nilai eror atau jumlah kuadrat baris (JKB) sebesar 2,433 menunjukan rata-rata
kuadrat skor simpangannya yang menunjukan variasi suatu distribusi yang
teramati. Nilai F sebesar 499,740 menunjukan jumlah frekuesi data. Dan
signifikan sebesar 0,000 menunjukan tingkat keyakinan pada hipotesis maka
ditolak karena (0,000 < 0,05). Pada variabel warna menunjukan nilai type lll sum of squares atau jumlah
kuadrat kolom (JKK) menghasilkan nilai sebesar 43,800 dengan nilai eror sebesar
37,000 menunjukan jenis pengujian dari keberadaan efek utama setekah efek utama
dan interaksi lainnya pendekatan berlaku dihadapan interaksi yang signifikan.
Nilai derajat kebebasan sebesar 4 dengan nilai eror sebesar 20 menunjukan
ketergantungan banyaknya observasi dan variabel independent yang digunakan dalam menentukan titik kritis. Nilai mean squares atau jumlah kuadrat kolom
(JKK) sebesar 10,950 dengan nilai eror atau jumlah kuadrat eror (JKE) sebesar 1,850
menunjukan rata-rata kuadrat skor simpangannya yang menunjukan variasi suatu
distribusi yang teramati. Nilai F sebesar 5,919 menunjukan jumlah frekuensi
data. Dan signifikan sebesar 0,003 menunjukan tingkat keyakinan pada hipotesis
maka ditolak karena (0,003 < 0,05). Variabel motif menunjukan type lll sum of squares menghasilkan
nilai sebesar 12,167 dengan nilai eror sebesar 37,000 menunjukan jenis
pengujian dari keberadaan efek utama setekah efek utama dan interaksi lainnya
pendekatan berlaku dihadapan interaksi yang signifikan. Nilai derajat kebebasan
sebesar 5 dengan nilai eror sebesar 20 menunjukan ketergantungan banyaknya
observasi dan variabel independent
yang digunakan dalam menentukan titik kritis. Nilai mean squares sebesar 2,433 dengan nilai eror sebesar 1,850
menunjukan rata-rata kuadrat skor simpangannya yang menunjukan variasi suatu
distribusi yang teramati. Nilai F sebesar 1,315 menunjukan jumlah frekuensi
data. Dan signifikan sebesar 0,297 menunjukan tingkat keyakinan pada hipotesis
maka diterima karena (0,297 > 0,05). Pada variabel warna dengan motif
menunjukan type lll sum of squares
menghasilkan nilai sebesar 37,000 dengan nilai eror sebesar 0,000 menunjukan
jenis pengujian dari keberadaan efek utama setekah efek utama dan interaksi lainnya
pendekatan berlaku dihadapan interaksi yang signifikan. Nilai derajat kebebasan
sebesar 20 dengan nilai eror sebesar 0,000 menunjukan ketergantungan banyaknya
observasi dan variabel independent
yang digunakan dalam menentukan titik kritis. Nilai mean squares sebesar 1,850 menunjukan rata-rata kuadrat skor
simpangannya yang menunjukan variasi suatu distribusi yang teramati. Nilai F
tidak ada ini menandakan tidak adanya interaksi, maka dapat disimpulkan bahwa
warna punya pengaruh terhadap motif.
3.5.2 Analisis Pengolahan Software
Anova Dua Arah dengan Interaksi
Pengolahan software Anova dua arah dengan interaksi
terbagi menjadi dua output yaitu output between-subject factors yang
berfungsi untuk menjelaskan tentang banyaknya responden perkategori. dan tests of between-subjects effect yang
berfungsi untuk menguji jenis dari keberadaan efek utama setelah efek utama dan
interaksi lainnya. Tabel keduanya memiliki pengertian dan fungsi yang
berbeda-beda. Berikut analisis output nya.
Pertama, analisis
pada tabel output between-subject
factors. Pada tabel output
between-subject factors menunjukan jumlah data pada ukuran jaket dan jenis
bahan. Nilai N menunjukan banyaknya data yang telah diolah pada software sebesar 60. Value label menjelaskan bahwa data yang
telah dimasukan dalam values pada
data view. Variabel ukuran jaket
memiliki empat value label yaitu S,
M, L, dan XL dengan jumlah nilai N masing-masing sebesar 15. Variabel jenis
bahan memiliki lima value label yaitu
Baby terry, Cotton combed, Fleece, TC, CVC dengan jumlah nilai N masing-masing
sebesar 12. Pada tabel ini juga memberikan informasi mengenai jumlah baris dan
jumlah kolom yang digunakan.
Kedua, analisis
pada tabel tests of between-subject
factors. Intercept
merupakan nilai penggunaan bahan sebelum dipengaruhi oleh ukuran dan jenis
bahan. Nilai Intercept pada Gambar
3.26 menunjukan nilai sebesar 1950846.0,17 dengan derajat bebas error 1, rata-rata simpangan sebesar
1950846,017, dan frekuensi data sebesar 1,855E5 dengan Sig. 0,000 artinya nilai Sig.
0,00 bernilai lebih kecil dari 0,05 sehingga jumlah penggunaan bahan baku tanpa
pengaruh ukuran dan bahan jaket signifikan. Nilai JKK atau jenis bahan
menghasilkan nilai 18,733 dengan derajat bebas error yang menghasilkan nilai 4 dengan rata-rata simpangan sebesar
4,683, dan frekuensi data sebesar 0,445 dengan Sig. sebesar 0,775 artinya nilai Sig. 0,775 bernilai lebih besar dari 0,05 sehingga jenis bahan
tidak berpengaruh signifikan terhadap jumlah penggunaan bahan baku. Nilai JKB
atau ukuran jaket sebesar 440,317 dengan derajat bebas error baris dikurang satu menghasilkan sebesar nilai 3 dengan rata-rata simpangan 146,772 dan frekuensi
data 13,956 dengan Sig. sebesar 0,000
artinya Sig. 0,00 bernilai lebih
kecil dari 0,05 sehingga ukuran jaket berpengaruh signifikan terhadap jumlah
penggunaan bahan baku. Nilai JKI atau ukuran jaket sebesar 33,267 dengan
derajat bebas error sebesar 12 dengan
rata-rata simpangan 2,772 dan frekuensi data 0,264 dengan Sig. sebesa 0,992 artinya Sig.
0,992 bernilai lebih besar dari 0,05 sehingga jenis bahan dan ukuran jaket
tidak berpengaruh signifikan terhadap jumlah penggunaan bahan baku. Nilai error merupakan nilai penyimpangan
maksimum dengan nilai sebesar 420,667 dengan derajat bebas error sebesar 40 Pada baris total
merupakan jumlah dari setiap data yang dikuadratkan menunjukan nilai sebesar
1951759 dengan derajat bebas error
sama dengan banyak data yaitu sebesar 60.
3.6
Analisis Perbandingan
Analisis
perbandingan merupakan metode yang digunakan untuk membandingkan hasil dari dua
atau lebih nilai yang didapat dari setiap pengolahan yang dilakukan, penggunaan
analisis disini untuk membandingkan hasil nilai dari perhitungan manual dan
pengolahan software. Berikut ini akan
ditampilkan tabel dari perhitungan manual dan pengolahan software.
Tabel 3.2.3
Analisis Perbandingan Perhitungan Manual dan Software
Studi Kasus
|
Jumlah Kuadrat dan Nilai F
|
Perhitungan Manual
|
Pengolahan Software
|
Anova Dua Arah tanpa Interaksi
|
Jumlah Kuadrat
Kolom (JKK)
|
43,8
|
43,8
|
Jumlah Kuadrat
Eror (JKE)
|
37
|
37
|
|
Jumlah Kuadrat Total (JKT)
|
92,967
|
92,966
|
|
Derajat Kolom
Bebas (V1)
|
4
|
4
|
|
Derajat Baris
Bebas (V2)
|
5
|
5
|
|
Derajat Eror
Bebas (V3)
|
20
|
20
|
|
Fhitung 1
|
1,315
|
1,315
|
|
Kesimpulan
|
H0 diterima
|
H0 diterima
|
|
Fhitung 2
|
5,918
|
5,918
|
|
Kesimpulan
|
H0 ditolak
|
H0 ditolak
|
Tabel 3.2.3
Analisis Perbandingan Perhitungan Manual dan Software (Lanjutan)
Studi Kasus
|
Jumlah Kuadrat dan Nilai F
|
Perhitungan Manual
|
Pengolahan Software
|
Anova Dua Arah dengan Interaksi
|
Jumlah Kuadrat
Kolom (JKK)
|
18,733
|
18,733
|
Jumlah Kuadrat
Eror (JKE)
|
420,666
|
420,666
|
|
Jumlah Kuadrat Total (JKT)
|
912,983
|
912,983
|
|
Derajat Kolom
Bebas (V1)
|
4
|
4
|
|
Derajat Baris
Bebas (V2)
|
3
|
3
|
|
Derajat Interaksi
Bebas (V3)
|
12
|
12
|
|
Derajat Eror
Bebas (V4)
|
40
|
40
|
|
Fhitung 1
|
13,956
|
13,956
|
|
Kesimpulan
|
H0 ditolak
|
H0 ditolak
|
|
Fhitung 2
|
0,445
|
0,445
|
|
Kesimpulan
|
H0 diterima
|
H0 diterima
|
|
Fhitung 3
|
0,263
|
0,264
|
|
Kesimpulan
|
H0 diterima
|
H0 diterima
|
Berdasarkan hasil
yang diperoleh dari perhitungan manual dan pengolahan software pada tabel data diatas. Didapatkan nilai jumlah kuadrat kelompok
(JKK) pada perhitungan manual Anova dua arah tanpa interaksi sebesar 43,8
sedangkan nilai jumlah kuadrat kelompok (JKK) pada pengolahan software dua arah tanpa interaksi
sebesar 43,8. Nilai jumlah kuadrat error
(JKE) pada perhitungan manual Anova dua arah tanpa interaksi sebesar 37
sedangkan nilai jumlah kuadrat error
(JKE) pada pengolahan software dua
arah tanpa interaksi sebesar 37. Nilai jumlah kuadrat total (JKT) pada perhitungan manual Anova dua arah tanpa interaksi
sebesar 92,966 sedangkan nilai jumlah kuadrat total (JKT) pada pengolahan software
dua arah tanpa interaksi sebesar 92,966. Nilai F1 pada perhitungan
manual Anova dua arah tanpa interaksi sebesar 1,315 sedangkan nilai F1
pada pengolahan software Anova dua
arah tanpa interaksi sebesar 1,315. Nilai F2 pada perhitungan manual
Anova dua arah tanpa interaksi sebesar 5,918 sedangkan nilai F2 pada
pengolahan software Anova dua arah
tanpa interaksi sebesar 5,918. Pada hasil perhitungan menggunakan software, hasil akhir tidak dibulatkan
ke atas sehingga nilai yang didapatkan merupakan nilai murni tanpa adanya
pembulatan.Berdasarkan hasil perhitungan yang diperoleh dari perhitungan manual
dan pengolahan software dari Anova
dua arah tanpa interaksi didapatkan hasil nilai yang tidak jauh berbeda.
Berdasarkan hasil
yang diperoleh dari perhitungan manual dan pengolahan software pada tabel data diatas. Didapatkan nilai jumlah kuadrat
kelompok (JKK) pada perhitungan manual Anova dua arah dengan interaksi sebesar
18,733 sedangkan nilai jumlah kuadrat kelompok (JKK) pada pengolahan software Anova dua arah dengan interaksi
sebesar 18,733. Nilai jumlah kuadrat error
(JKE) pada perhitungan manual Anova dua arah dengan interaksi sebesar 420,666
sedangkan nilai jumlah kuadrat error
(JKE) pada pengolahan software dua
arah dengan interaksi sebesar 420,666. Nilai jumlah kuadrat total (JKT) pada perhitungan manual Anova
dua arah dengan interaksi sebesar 912,983 sedangkan nilai jumlah kuadrat total (JKT) pada pengolahan software dua arah dengan interaksi
sebesar 912,983. Nilai F1 pada perhitungan manual Anova dua arah
dengan interaksi sebesar 13,956 dan nilai F1 pada pengolahan software Anova dua arah dengan interaksi
sebesar 13,956. Nilai F2 pada perhitungan manual Anova dua arah
dengan interaksi sebesar 0,445 dan nilai F2 pada pengolahan software Anova dua arah dengan interaksi
sebesar 0,445. Nilai F3 pada perhitungan manual Anova dua arah
dengan interaksi sebesar 0,263 dan nilai F3 pada pengolahan software Anova dua arah dengan interaksi
sebesar 0,264. Berdasarkan hasil perhitungan yang diperoleh dari perhitungan
manual dan pengolahan software dari Anova
dua arah dengan interaksi didapatkan hasil nilai yang tidak jauh berbeda.
BAB
IV
KESIMPULAN
DAN SARAN
4.1
Kesimpulan
Kesimpulan adalah
jawaban dari tujuan praktikum yang sudah di tentukan dan sudah dilakukan
analisa perhitungan dan didapatkan jawabannya dari setiap pembahasannya.
Kesimpulan juga dapat diartikan sebagai suatu proporsi (kalimat yang
disampaikan) yang diambil dari beberapa premis (ide pemikiran) dengan
aturan-aturan inferensi (yang berlaku). Berikut ini merupakan kesimpulan dari
praktikum Anova dua arah tanpa interaksi dan Anova dua arah dengan interaksi berdasarkan perhitungan manual dan pengolahan software
1.
Anova Dua Arah tanpa
Interaksi
a.
Berdasarkan perhitungan manual nilai Fhitung untuk
baris diperoleh hasil sebesar 1,315 dan
F0,05(5,20) sebesar 2,71 maka Fhitung = 1,315 ≤ F0,05(5,20)
= 2,71 maka H0 diterima. Artinya rata-rata kelima warna jaket sama
sehingga tidak ada pengaruh perbedaan warna terhadap jumlah peminat.
Berdasarkan pengolahan software nilai Fhitung untuk baris diperoleh hasil
sebesar 1,315 dan F0,05(5,20) sebesar
2,71 maka Fhitung = 1,315 ≤ F0,05(5,20) = 2,71 maka H0
diterima. Artinya rata-rata kelima warna jaket sama sehingga tidak ada pengaruh
perbedaan warna terhadap jumlah peminat.
b.
Berdasarkan perhitungan manual nilai Fhitung untuk
kolom diperoleh hasil sebesar 5,918 dan
F0,05(4,20) sebesar 2,87 maka Fhitung = 5,918 > F0,05(4,20)
= 2,87 maka H0 ditolak. Artinya rata-rata keempat motif jaket tidak
sama sehingga ada pengaruh perbedaan motif jaket terhadap jumlah peminat.
Berdasarkan pengolahan software nilai Fhitung untuk kolom diperoleh hasil
sebesar 5,918 dan F0,05(4,20) sebesar
2,87 maka Fhitung = 5,918 > F0,05(4,20) = 2,87 maka H0
ditolak. Artinya rata-rata keempat motif jaket tidak sama sehingga ada pengaruh
perbedaan motif jaket terhadap jumlah peminat.
2.
Anova Dua Arah dengan
Interaksi
a.
Berdasarkan perhitungan manual nilai Fhitung untuk
baris diperoleh hasil sebesar 13,956 dan F0,05(3,40) sebesar 2,84
maka Fhitung = 13,956 > F0,05(3,40) = 2,84 maka H0
ditolak. Artinya rata-rata kelima warna jaket tidak sama sehingga ada pengaruh
perbedaan warna jaket terhadap jumlah peminat.
Berdasarkan pengolahan software nilai Fhitung untuk baris diperoleh hasil
sebesar 52,944 dan F0,05(4,20) sebesar 2,84 maka Fhitung =
52,944 > F0,05(4,20) = 2,84 maka H0 ditolak. Artinya
rata-rata keempat motif jaket tidak sama sehingga ada pengaruh perbedaan motif
jaket terhadap jumlah peminat.
b.
Berdasarkan perhitungan manual nilai Fhitung untuk
kolom diperoleh hasil sebesar 0,445 dan F0,05(4,40) sebesar 2,61
maka Fhitung = 0,445 ≤ F0,05(4,40) = 2,61 maka H0
diterima. Artinya rata-rata keempat motif jaket sama sehingga tidak ada
pengaruh perbedaan motif jaket terhadap jumlah peminat.
Berdasarkan pengolahan software nilai Fhitung untuk kolom diperoleh hasil
sebesar 0,445 dan F0,05(4,40) sebesar 2,61 maka Fhitung =
1,689 ≤ F0,05(4,40) = 2,61 maka H0 diterima. Artinya
rata-rata keempat motif jaket sama sehingga tidak ada pengaruh perbedaan motif
jaket terhadap jumlah peminat.
c.
Berdasarkan perhitungan manual nilai Fhitung untuk
interaksi diperoleh hasil sebesar 0,263 dan F0,05(12,40) sebesar
2,00 maka Fhitung = 0,263 ≤ F0,05(12,40) = 2,00 maka H0
diterima. Artinya rata-rata antara kelima warna jaket dan keempat motif jaket
sama sehingga tidak ada interaksi terhadap jumlah peminat.
Berdasarkan pengolahan software nilai Fhitung untuk interaksi diperoleh hasil
sebesar 0,264 dan F0,05(12,40) sebesar 2,00 maka Fhitung =
0,264 ≤ F0,05(12,40) = 2,00 maka H0 diterima. Artinya
rata-rata antara kelima warna jaket dan keempat motif jaket sama sehingga tidak
ada interaksi terhadap jumlah peminat.
4.2
Saran
Saran adalah suatu
solusi yang ditujukan untuk menyelesaikan permasalahan yang di hadapi oleh
praktikan selama kegiatan laboratorium yang bersifat mendidik, membangun, dan
bersifat objektif sesuai dengan topik pembahasan yaitu Anova dua arah tanpa
interaksi dan Anova dua arah dengan interaksi. Oleh karena itu diberikan saran sebagai berikut :
1.
Pengujian data yang
dilakukan setiap praktikan harus dengan analisa yang benar dan tepat.
2.
Hubungan komunikasi dan
penyampaian antara praktikan yang baik selama berlangsungnya praktikum.
3.
Bagi setiap praktikan
diharapkan untuk selalu mengikuti arahan dari asisten laboratorium selama
berlangsungnya praktikum.
4.
Praktikan diwajibkan untuk
selalu mematuhi tata tertib dan peraturan yang sudah ditetapkan dalam
pelaksanaan praktikum.
5.
Praktikan diharapkan dapat
memahami setiap materi yang diberikan pada saat praktikum.
DAFTAR
PUSTAKA
Hasan, Iqbal. 2001. Pokok-pokok Materi Statistika 2 (Statistika Inferensif). Jakarta:
Bumi Aksara
Walpole, Ronald E. 1982. Pengantar Statistika Edisi ke-3. Jakarta:
PT. Gramedia Pustaka Utama.
Komentar
Posting Komentar