Konsepsi Ilmu Budaya Dasar Dalam Kesusastraan
Konsepsi Ilmu Budaya Dasar Dalam Kesusastraan
Assalamu’alaikumWr. Wb
Hello
pembaca sukses, postingan kali ini membahas tentang judul yang diatas,
dans eperti biasanya. Ane bakal bahas isinya sesuai pertanyaan (biar terarah tujuannya).
Pertanyaan meliputi ;
v Ilmu budaya dasar
yang dihubungkan dengan prosa ?
v Nilai-nilai dalam prosa fiksi
?
Diantara pembaca barang
kali pernah mendengar kata Humanities, apa itu? Humanities adalah bahasa latin yang
memiliki arti ialah manusiawi, berbudaya, dan halus. Humanities
sendiri merupakan pengetahuan budaya, yang memiliki cangkupan cabang yang
luas sepertis astra, sejarah, cerita rakyat, dan lain-lain. Itu semua terkumpul dalam satu pembelajaran Manusia dan Kebudayaan.
Berkaitan dengan tiga pertanyaan diatas,
jika dilihat dari artikel beberapa yang telah dibaca, sangatlah luas penjabarannya.
Namun disini akan dibahas secara singkat dan padat.
1. Ilmu Budaya Dasar yang
dihubungkan dengan prosa
Kita
tahu bahwa pengertian prosa, merupakan karangan bebas yang
tidak terikat oleh banyak nya baris, banyaknya suku kata,
dalam setiap baris serta tak terikat oleh rimanya seperti dalam puisi. Namun berbeda dengan puisi
yang variasi ritme( rhythm) yang dimilikinya lebih besar, serta bahasanya yang
lebih sesuai dengan artileksikalnya. Kata prosa berasal dari bahasa Latin “prosa”
yang artinya “terus terang”.
Jenis tulisan prosa biasanya digunakan untuk mendeskripsikan suatu fakta atau
ide. Karenanya, prosa dapat digunakan untuk surat kabar, majalah, novel,
ensiklopedia, surat, serta berbagai jenis media lainnya. Prosa kadangkala juga
disebut dengan istilah “gancaran” .Dalam kesusastraan, dinegara Indonesia kita punya memiliki
2 jenis prosa yaitu prosa lama dan prosa baru. Dibawah ini adalah pengertian dari
masing-masing jenis prosa.
1.
Prosa lama adalah prosa bahasa indonesia yang belum terpengaruhi budaya barat,
2.
Prosa baru adalah prosa yang dikarang bebas tanpa aturan apa pun.
Setelah kita mengetahui jenis-jenis dan pengertian dari prosa,
maka penulis akan menyebutkan jenis-jenis prosa lama
dan prosa baru berikut penjelasannya:
Jenis-jenis prosa lama
ada lima komponen adalah:
- Dongeng-dongeng
- Hikayat
- Sejarah
- Epos
- Ceritapelipurlara
Sedangkan jenis-jenis prosa baru ada
lima komponen adalah :
- Cerita pendek (CERPEN)
- Roman/Novel
- Biografi
- Kisah
- Otobiografi
2. Nilai-nilai Dalam Prosa Fiksi
Sebagai seni
yang bertulang punggung cerita, mau tidak mau karya sastra (prosafiksi)
langsung membawakan moral, pesan atau cerita. Dengan perkataan lain
prosa mempunyai nilai-nilai yang diperoleh pembaca lewat sastra. Adapun nilai-nilai
yang diperoleh pembaca lewat sastra antara lain :
1. Prosa fiksi memberikan kesenangan
Keistimewaan kesenangan
yang diperoleh dari membaca fiksi adalah pembaca mendapatkan pengalaman sebagai mana mengalaminya sendiri peristiwa itu peristiwa atau kejadian
yang dikisahkan.
Pembaca dapat mengembangkan imajinasinya untuk mengenal daerah atau tempat yang
asing , yang belum dikunjunginya atau yang tak mungkin dikunjungi selama hidupnya.
Pembaca juga dapat mengenal tokoh-tokoh yang
aneh atau asing tingkah lakunya atau mungkin rumit perjalanan hidupnya untuk mencapai sukses.
2. Prosa fiksi memberikan informasi
Fiksi memberikan sejenis informasi
yang tidak terdapat di dalam ensiklopedi. Dalam novel
sering kita dapat belajar sesuatu yang lebih dari pada sejarah atau laporan jurnalistik tentang kehidupan
masa kini, kehidupan masa lalu, bahkan juga kehidupan yang
akan datang atau kehidupan yang asing sama sekali.
3. Prosa fiksi memberikan warisan kultural
Prosa fiksi dapat menstimuli imaginasi,
dam merupakan sarana bagi pemindahan yang tak henti-henti dari warisan budaya bangsa.
4. Prosa memberikan keseimbangan wawasan
Lewat prosa fiksi seseorang dapat menilai kehidupan berdasarkan pengalaman-pengalaman dengan banyak individu.
Fiksi juga
memungkinkan lebih banyak kesempatan untuk memilih respon-respon emosional atau rangsangan aksi
yang mungkin sangat berbeda dari pada apa yang disajikan dalam kehidupan sehari.
Adanya semacam kaidah kemungkinan
yang tidak mungkin dalam fiksi inilah yang
memungkinkan pembaca untuk dapat memperluas dan memperdalam persepsi dan wawasannnya tentang tokoh,
hidup dan kehidupan manusia. Dari banyak memperoleh pengalaman sastra,
pembaca akan terbentuk keseimbangan wawasannya,
terutama dalam menghadapi kenyataan-kenyataan diluar dirinya yang
mungkin sangat berlainan pribadinya. Seorang dokter yang dianggap memiliki status
sosial tinggi, tetapi ternyata mendatnagi perempuan simpanannya walaupun dengan alasan-alasan psikologis,
seperti dikisahkan novel belenggu, adalah contoh kemungkinan yang tidak mungkin,
tetapi justru dari sinilah pembaca memperluas perspektifnya tentang kehidupan manusia.
Berkenaan dengan
moral, karya sastra dapat dibagi menjadi dua; karya sastra yang
menyuarakan aspirasi jamannya, dan karya sastra yang menyuarakan gejolak jamannya.
Ada juga tentu menyuarakan kedua-duanya Karya sastra yang
menyuarakan aspirasi jamannya mengajak pembaca untuk mengikuti apa yang dikehendaki jamannya.
Kebanyakan karya sastra Indonesia di jaman Jepang yang
dikelompokkan kedalam kelompok ini.Karya sastra yang menyuarakan gejolak jamannya,
biasanya tidak mengajak pembaca untuk melakukan sesuatu, akan tetapi untuk merenung
Nah….
Tadi sudahjelas yah, apa itu konsepsi ilmu budaya dasar dalam kesusastraan, yang saya jelaskan diatas itu hanya ilmu budaya dasar
yang berkaitan dengan prosa maupun prosa fiksi. Semoga bermanfaat, terimas kasih……
Wassalam.
Komentar
Posting Komentar